Ingin dan Angan
Ketika air sungai kering dihisap kemarau
Dan tanah pun retak diterpa mentari
Rumput, ilalang, dan dedaunan kering disengat sang surya
Sementara bunga yang elok mewangi
Mulai letih dan hilang daya
Telah susah berpayah-payah
Menanti embun di setiap pagi
Mencari pati di tanah retak
Dengan sedikit sisa tenaga
Pada akar yang mulai renta
Di kala itu aku beringin
Bersenandung bersama burung
Terbang bersama elang
Mencari madu bersama kupu-kupu
Berbaring bertemankan kucing dan anjing
Bergumam dengan ayam-ayam
Berjalan, berlari bersama biri-biri
Bersantap bersama bekantan
Berrehat dari kelelahan
Saksikan ikan yang berrenang
Memandang bintang yang cemerlang
Melihat indah sinar rembulan
Nikmati sejuk pawana malam
Tetapi inginku sebatas angan
Selain pawana yang kadang menyejukkan
Dan air yang kadang menyegarkan
Saat kucoba bersenandung bersama burung
Aku malu pada cuaca cerah dan mendung
Sebab suaraku wajar terdengar
Namun akan lebih terpuji
Jika aku tidak bernyanyi
Tak mungkin tanganku berubah sayap
Hingga tak dapat kuterbang bersama elang
Kupu-kupu entah kemana
Sedang madu sukar didapat
Sebab para lebah telah lelah
Dan bunga-bunga mulai layu
Waktu kulelah pikirkan semua
Kumerebah tanpa siapa-siapa
Karena kucing dan anjing sibuk mencari mangsa
Kupernah dating pada sekumpulan ayam
Bermaksud hendak ikut bergumam
Tapi kuhanya bisa terdiam
Mencari makna kokok dan kotek
Yang tak jua bisa aku mengerti
Dan ayam pun tiada memaknai
Apa terlafal dari bibir ini
Tak mampu kuimbangi lari si biri-biri
Karena ketika kubaru melangkah
Ia telah menghilang ke padang entah
Tak sanggup aku merambah hutan
Mencari teman seekor bekantan
Ikan berrenang, bintang cemerlang, sinar rembulan
Semua tak tammpak pada penglihatan
Yang ada hanya gerah, gersang
Meski tak dipungkiri sejuk terkadang
Yang ada hanya ingin, angan
Hanya sedikit kuraih kenyataan